Selasa, 04 Juni 2013

Temu Kangen Anak Pentakosta Heranlah (GPdI Maranatha Medan)

Sekitar hari Kamis yang lalu, tanggal 30 Mei 2013, kakakku yang di Bandung (nama kerennya Kak Otu, sebenarnya heran juga kenapa dia mau dipanggil Rotua ya padahal namanya yang lain Maria lebih keren dan lebih gaul, hehe) menghubungi aku. Eh, cok bang Moses lagi di Jakarta dan dia mau ketemu kita. harusnya dia pulang Sabtu subuh tapi dia reschedule jadi jam 9 malam. Mendengar nama bang Moses disebut, sontak aja aku senang dengarnya, maklum udah 1 tahun sejak aku terakhir ketemu sama abang yang satu ini. Ya abang yang satu ini memang merupakan abang yang sangat pengertian, dia sudah merupakan arsip bagi rata-rata anak GPdI maranatha Medan karena hampir sebagian besar teman-teman GPdI Maranatha mau dan pernah mencurahkan tentang unek-uneknya sama abang ini termasuk saya ;p Heran juga sih kenapa abang ini mau dan sabar untuk menjadi tempat pencurahan sharing-sharing dari teman-teman.

Back to topic lagi, singkat kata hari Sabtu. Lepas aku menyelesaikan urusan di kantor, aku langsung meluncur ke rumah kakak rohaniku yang satu, yaitu kak Mona dan bang Damenta. Kak Mona dan bang Damenta ini merupakan pasangan yang berbahagia karena baru-baru ini mereka dikaruniakan seorang anak yang ganteng dan cerdas seperti tulangnya (hehehe) yang bernama Billy. Siapa tulangnya? Tak lain dan tak bukan adalah si empunya blogger ini, kwkwkw......

Tuh potonya.... nangis dia digendong tulangnya, hehehe...

Banyak sekali materi yang dishare dari bincang-bincang kami ini. Ada satu materi yang berkesan yaitu ketika proses bang Moses pdkt dengan istrinya sekarang yaitu kak Loly. Dari cerita abang ini, rupanya abang ini dulu punya banyak saingan bahkan ada yang saingan abang ini malah curhat dengan si abang, mak jlub, hehehe..... Tapi ada satu statement yang abang ini pegang dan memang harus ditetapkan yaitu kalau memang dari Tuhan, jodoh itu takkan kemana, yang penting kita harus memiliki usaha dan selalu dibawa dalam doa.
Mantap dan mengena, artinya jangan terlalu berharap tapi jangan pula tidak ada usaha sehingga memang seperti seorang looser yang hanya menunggu tanpa disertai effort. Dan setelah usaha dilakukan, ada hal-hal yang memang diluar batas kemampuan dan faktor-faktor non teknis. Nah pada saat itu lah penyerahan sepenuhnya kepada Tuhan melalui doa adalah sesuatu yang mutlak harus dilakukan.

Kemudian abang itu menceritakan tentang pengalamannya ketika pertama kali Tuhan tempatkan di Papua. Sampai saat-saat terakhir menjelang keberangkatannya, sebenarnya si abang ini sudah hampir menolak untuk  berangkat, akan tetapi suatu ketika ketika dia sedang berada di Jl Brigjen Katamso di Medan, dia mendapat pewahyuan dari Tuhan yang menyatakan Pergilah, disana itu indah.
Awalnya si abang bingung, apakah memang benar itu dari Tuhan atau itu hanya perasaan nya saja. Disinilah tergenapi ayat Yoh 14:26-27:
tetapi Penghibur, j yaitu Roh Kudus 9 , yang akan diutus oleh Bapa dalam nama-Ku, k  Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu l kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu. m  14:27 Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, n  dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah o  dan gentar hatimu.

Salah satu tanda apakah wahyu yang kita terima dari Tuhan atau bukan adalah adanya damai sejahtera ketika kita menerima dan melaksanakannya maka Roh Kudus akan menuntun kita sehingga kita dapat merasakan damai sejahtera dalam hati kita. Damai sejahtera lebih kepada perasaan aman, tenang meskipun di tengah ketidakpastian dunia karena kita tahu bahwa Allah yang mengutus kita adalah Allah yang bertanggung jawab atas segala kehidupan umat yang diutusnya. Sehingga ketika kita melaksanakan apa yang dikehendakiNya, maka tidak ada perasaan ragu, gentar dan takut melainkan perasaan yang menyala-nyala karena tugas yang diemban.

Begitulah yang terjadi dengan bang Moses dan saya yakin sampai sekarang Tuhan yang telah mengutus bang Moses ke Papua, Tuhan juga yang telah menjamin dan memelihara kehidupannya dan menyediakan keindahan yang tidak pernah terpikirikan oleh bang Moses sekeluarga. Banyak sekali pengalaman sharing yang diceritakan abang itu dan lagi-lagi saya kagum akan pengalaman-pengalaman hidup yang diceritakannya.

Oh ya, selain cerita tentang bang Moses, banyak sekali cerita-cerita yang boleh aku dengar. Mulai dari cerita tentang Bang Damenta sekeluarga, keadaan si kecil Billy, bagaimana pertolongan Tuhan dalam kehidupan mereka. Dan dari cerita bang Moses dan bang Damenta sekeluarga semakin aku dapat menyimpulkan penggenapan ayat:
Mazmur 37:25: Dahulu aku muda, sekarang telah menjadi tua, tetapi tidak pernah kulihat orang benar ditinggalkan, s  atau anak cucunya meminta-mintat  roti

Nah itu dulu sharing-sharing yang dapat aku ingat dari ketemuan kami di hari Sabtu ceria. Thanks all, thanks bang Moses, kak Otu, kak Mona, bang Damenta, Melda, hengky, John dan si kecil Billy... sampai jumpa di pertemuan-pertemuan selanjutnya.

God bless you all....

ki-ka:
John, Hengky, Melda, K'otu,b'moses,k'mona,billy,ampu





Tidak ada komentar:

Posting Komentar